Tuesday 25 December 2012

Psikologi


KEMATANGAN SEKSUAL SEKUNDER
Transisi dari masa pra-pubertas melalui pubertas menuju masa adolensensi berlangsung secara bertahap dan dicirikan dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi organis dan psikhis dari anak hadis. Proses organis yang paling penting pada masa pubertas adalah kematangan seksual. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psychologi Wanita mengatakan bahwa kematangan seksual atau kematangan fisik pada umumnya berlangsung pada usia 11 sampai 18 tahun. Tetapi ada kalanya kematangan seksual berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari usia 11 – 18 tahun tersebut.
                Pada masa kematangan seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis terjadi kematangan kelenjar kelamin. Kematangan kelamin ada dua yaitu kematangan kelamin primer dan kematangan kelamin sekunder. Secara kronoogis tanda-tanda kematangan kelamin sekunder mendahului kematangan kelamin primer. Tanda kematangan kelamin sekunder antara lain ; sering berdebar-debar, menggigil, mudah capai, tumbuh rambut pada alat kelamin dan ketiak, tumbuh kumis dan jambang pada anak laki-laki dan terjadi perubahan suara. Di samping itu terlihat pula gejala-gejala khusus pada anak-anak gadis yaitu meluasnya dada dan tumbuhnya payudara, menebalnya lapisan lemak di sekitar pinggul, paha dan perut.
                Sebagai akibat terganggunya harmoni dari fungsi motorik (gerak) anak muda, maka terlihat gejala-gejala sebagai berikut: canggung, kaku, kikuk, tegar, muka tampak kasar dan berjerawat. Pada masa ini si anak muda (pubescus) mengalami percepatan tumbuh yang disebabkan oleh cahaya matahari, karena pada umumnya anak muda suka berpetualang dan banyak berada di udara terbuka.
                Sekalipun kematangan seksual lebih banyak bersifat biologis, tetapi menetukan juga sikap (factor psikhis) dari anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya. Pada masa pra-pubertas anak gadis mengabaikan tubuhnya dan kurang menghayati dari segi seksualnya. Di samping itu relasi seksualnya masih bersifat homoseksual, karena obyek cinta kasih anak pra-pubertas tertuju pada jenis kelamin yang sama. Pilihan obyek pada jenis kelamin yang sama disebabkan karena kaitan kasih saying yang kuat dari ibunya. Walaupun hubungan ini ( anak dan ibu) sering ditandai dengan konflik baik secara terbuka maupun konflik terpendam. Sbagai akibat dari konflik-konflik teresebut maka anak gadis akan mengalihkan (identifikasi substitusi) kepada wanita lain sebagai pngganti ibunya. Bentuk relasi yang dijalin dengan kawan gadis lainnya ini akan sangat berpengaruh pada pembentukan pribadi anak gadis, karena dapat memperkaya kehidupan perasaan dan menimbulkan rasa percaya diri. Hubungan relasi dengan teman sejenis sering disebut homoseksualitas.
                Hubungan homoseksualitas pada masa pra-pubertas disebut sebagai homoseksualitas  perkembangan untuk membedakan dengan homoseksualitas yang sebenarnya. Homoseksualitas adalah relasi seksual di anatara orang dari enis kelamin yang sama. Beda homoseksual perkembangan dengan homoseksualitas biasa terletak pada factor psikhisnya.
                Pada homoseksual biasa  relasi seksualnya dibarengi dengan nafsu erotic yang kuat dan sering kurang wajar. Pada homoseksual perkembangan yang dilakukan anak gadis pra-pubertas bersifat murni psikhis, netral dan polos. Bentuk relasinya berupa persahabatan yang intensif, sangat intim, sangat akrab dan penuh kasih saying. Semua itu diwujudkan dengan mengagumi temannya, hormat dan takjub.
                Pada umumnya homseksual perkembangan tidak berlangsung terlalu lama, karena anak gaids akan mulai tumbuh sesuai dengan usianya menuju pada masa pubertas. Pada masa puber si gadis mulai menaruh minat yang besar kepada keadaan dirinya. Ia mulai mencoba memakai bermacam-macam gincu, crème, bedak, wangi-wangisn, sepatu baju yang indah-indah. Anak gadis mulai suka mematut diri berlama-lama di depan cermin. Hal ini dikerjakan bukan semata-mata untuk meniru tingkah laku wanita dewasa, tetapi lebih-lebih untuk membelai-belai secara riil eksistensinya selaku wanita, juga untuk memupuk kekenesannya, serta memuaskan satu kebutuhan baru yaitu untuk tampil cantik menarik. Oleh karena itu, mode dan perhiasan menjadi topik minatnya yang paling actual.Karena factor-faktor hormonal dan biologis yang makin matang menyebabkan gadis pubertas lebih serius meminati organ kelamin dan menstruasinya. (Prima, 1996)

No comments:

Post a Comment