KEMATANGAN SEKSUAL SEKUNDER
Transisi dari
masa pra-pubertas melalui pubertas menuju masa adolensensi berlangsung secara
bertahap dan dicirikan dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi organis dan
psikhis dari anak hadis. Proses organis yang paling penting pada masa pubertas
adalah kematangan seksual. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya
Psychologi Wanita mengatakan bahwa kematangan seksual atau kematangan fisik
pada umumnya berlangsung pada usia 11 sampai 18 tahun. Tetapi ada kalanya
kematangan seksual berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari usia 11 – 18
tahun tersebut.
Pada
masa kematangan seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis terjadi
kematangan kelenjar kelamin. Kematangan kelamin ada dua yaitu kematangan
kelamin primer dan kematangan kelamin sekunder. Secara kronoogis tanda-tanda
kematangan kelamin sekunder mendahului kematangan kelamin primer. Tanda
kematangan kelamin sekunder antara lain ; sering berdebar-debar, menggigil,
mudah capai, tumbuh rambut pada alat kelamin dan ketiak, tumbuh kumis dan
jambang pada anak laki-laki dan terjadi perubahan suara. Di samping itu
terlihat pula gejala-gejala khusus pada anak-anak gadis yaitu meluasnya dada
dan tumbuhnya payudara, menebalnya lapisan lemak di sekitar pinggul, paha dan
perut.
Sebagai
akibat terganggunya harmoni dari fungsi motorik (gerak) anak muda, maka
terlihat gejala-gejala sebagai berikut: canggung, kaku, kikuk, tegar, muka
tampak kasar dan berjerawat. Pada masa ini si anak muda (pubescus) mengalami percepatan tumbuh yang disebabkan oleh cahaya
matahari, karena pada umumnya anak muda suka berpetualang dan banyak berada di
udara terbuka.
Sekalipun
kematangan seksual lebih banyak bersifat biologis, tetapi menetukan juga sikap
(factor psikhis) dari anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya. Pada
masa pra-pubertas anak gadis mengabaikan tubuhnya dan kurang menghayati dari
segi seksualnya. Di samping itu relasi seksualnya masih bersifat homoseksual,
karena obyek cinta kasih anak pra-pubertas tertuju pada jenis kelamin yang
sama. Pilihan obyek pada jenis kelamin yang sama disebabkan karena kaitan kasih
saying yang kuat dari ibunya. Walaupun hubungan ini ( anak dan ibu) sering
ditandai dengan konflik baik secara terbuka maupun konflik terpendam. Sbagai
akibat dari konflik-konflik teresebut maka anak gadis akan mengalihkan
(identifikasi substitusi) kepada wanita lain sebagai pngganti ibunya. Bentuk
relasi yang dijalin dengan kawan gadis lainnya ini akan sangat berpengaruh pada
pembentukan pribadi anak gadis, karena dapat memperkaya kehidupan perasaan dan
menimbulkan rasa percaya diri. Hubungan relasi dengan teman sejenis sering
disebut homoseksualitas.
Hubungan
homoseksualitas pada masa pra-pubertas disebut sebagai homoseksualitas perkembangan untuk membedakan dengan homoseksualitas
yang sebenarnya. Homoseksualitas adalah relasi seksual di anatara orang dari
enis kelamin yang sama. Beda homoseksual perkembangan dengan homoseksualitas
biasa terletak pada factor psikhisnya.
Pada
homoseksual biasa relasi seksualnya
dibarengi dengan nafsu erotic yang kuat dan sering kurang wajar. Pada
homoseksual perkembangan yang dilakukan anak gadis pra-pubertas bersifat murni
psikhis, netral dan polos. Bentuk relasinya berupa persahabatan yang intensif,
sangat intim, sangat akrab dan penuh kasih saying. Semua itu diwujudkan dengan
mengagumi temannya, hormat dan takjub.
Pada
umumnya homseksual perkembangan tidak berlangsung terlalu lama, karena anak
gaids akan mulai tumbuh sesuai dengan usianya menuju pada masa pubertas. Pada
masa puber si gadis mulai menaruh minat yang besar kepada keadaan dirinya. Ia
mulai mencoba memakai bermacam-macam gincu, crème, bedak, wangi-wangisn, sepatu
baju yang indah-indah. Anak gadis mulai suka mematut diri berlama-lama di depan
cermin. Hal ini dikerjakan bukan semata-mata untuk meniru tingkah laku wanita
dewasa, tetapi lebih-lebih untuk membelai-belai secara riil eksistensinya
selaku wanita, juga untuk memupuk kekenesannya, serta memuaskan satu kebutuhan
baru yaitu untuk tampil cantik menarik. Oleh karena itu, mode dan perhiasan
menjadi topik minatnya yang paling actual.Karena factor-faktor hormonal dan
biologis yang makin matang menyebabkan gadis pubertas lebih serius meminati
organ kelamin dan menstruasinya. (Prima, 1996)
No comments:
Post a Comment