Tuesday 25 December 2012

Psikologi


KETAKUTAN BERLEBIHAN PADA ANAK
                Anak – anak pada usia 4 – 6 tahun sering dihinggapi rasa takut. Ketakutan anak-anak pada usia ini disebabkan dua faktor yaitu faktor dari dalam ( internal ) diri anak dan faktor luar (eksternal).
                Faktor dari dalam ada yang bersifat naluriah dan berupa imajinasi si anak. Secara naluriah si anak menginginkan rasa aman, nyaman dan tentram berada pada lingkungannya. Jika perasaan ini tidak diperoleh akan menimbulkan rasa takut pada anak. Imajinasi anak pada usia ini juga mulai berkembang. Anak sering berfantasi tentang hal-hal yang menyeramkan. Sedang anak sendiri belum dapat membedakan antara fantasi dan fakta. Sebagai contoh anak takut pada kolong tempat tidur yang gelap, ini sebagai akibat pengembangan fantasi pada realita.
                Faktor dari luar, justru banak berasal dari orangtua. Tidak disadari orangtua sering mencekoki mental anak dengan rasa takut. Akibatnya anak menjadi penakut yang berlebihan. Dngan alasan kasih sayang sering orangtua melindungi anak yang berlebihan (over protective). Tindakan ini justru membuat anak tidak bebas dalam mengembangkan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan. Agar anak tidak bermain sesukanya, orangtua sering mengancam dengan kalimat :”Awas jangan kesana, di sana ada hantu”. Atau :” Eh, jangan keluar ada orang jahat mencari kepala anak kecil”. Ancaman-ancaman seperti ini secara lahiriah memang ampuh, tetapi secara mental sudah merusak.
                Pada umumnya anak susah disuruh tidur, apalagi tidur sendiri. Tidak jarang anak setelah di tempat tidur bikin ulah yang menjengkelkan orangtua. Untuk memaksa anak cepat tidur, orangtua sering meninabobokan dengan cerita-cerita yang menyeramkan. Akhirnya anak tertidur dengan membawa rasa takutnya. Tidak mustahil anak akan larut dengan cerita, dan muncul menjadi mimpi dalam tidurnya. Akibatnya anak akan mekin takut tidur, apalagi sendiri di malam hari. Hal ini akan sangat merepotkan orangtua da saudara-saudaranya.
                Media masa baik elektronik (televisi) maupun media cetak (buku/majalah) di samping berdampak positif juga dapat mendukung berkembangnya rasa takut pada anak. Film televisi yang berjenis horor dengan menampilkan monster-monster yang menyeramkan akan berpengaruh pada rasa takut anak. Gambar-gambar pada buku atau majalah yang seram-seram juga salah satu penyebab ketakutan pada anak. Karena seperti sudah disebutkan di atas anak susah membedakan yang khayal dan nyata.
                Beberapa jenis keakutan akibat hal-hal lain di antaranya : (1). Takut pada setan/hantu (momok). Para orangtua menggunakan ungkapan, “awas ada setan/hantu” untuk menakut-nakuti anak agar anak jadi penurut. Bukanlah tindakan orangtua yang bijaksana, karena akan menyebabkan anak bukan menjadi penurut, melainkan menjadi penakut. Bukan itu saja, dengan menggunakan tokoh-tokoh tertentu seperti polisi, penjahat dan lain-lain, untuk menakut-nakuti anak juga menyebabkan anak menjadi penakut. (2). Takut terhadap binatang. Rasa takut semacam ini sering diperoleh anak dari orangtianya. Sebab anak yang masih kecil, refrensi mereka adalah orangtuanya. Orangtua yang takut pada binatang tertentu, bisa jadi menlarkan rasa takutnya kepada si anak melalui gerakan tertentu tanda takut bila melihat binatang yang menakutkan dirinya. (3). Takut terhadap orang asing. Ini merupakan rasa takut produk dari anak yang di kurung di rumah, dan jarang pergi ke tempat-tempat ramai seperti pusat pembelanjaan, pasar dan tempat-tempat lain yang banyak orang berkumpul. Anak seperti ini akan merasa ketakutan jika bertemu dengan orang yang baru pertama dilihatnya. (4). Takut kehilangan miliknya. Orangtua sering memberikan hukuman yang terlalu berat pada anak yang menghilangkan sesuatu benda. Anak akan menjadi terlalu teliti terhadap miliknya. Bahkan sering meraba saku atau memeriksa tasnya di tiap kesempatan. Kebiasaan seperti ini dapat berlanjut sampai mereka dewasa.
Cara Mengatasi.
                Untuk mengatasi ketakutan yang berlebihan pada anak, orangtua memiliki peranan yang sangat besar, karena anak tumbuh dan berkembang baik fisik maupun mental pada lingkungan orangtuanya. Orangtua hendaknya membantu anak mengatasi ketakutan terhadap monster-monster dan hal-hal lain yang menakutkan. Bahkan, bersikeras meyakinkan pada anak bahwa sesungguhnya monster atau yang lainnya itu tidak ada dalam hidup kita.
                Kegiatan rutin merupakan sesuatu hal-hal yang paling penting di dalam kehidupan anak-anak. Rutinitas merupakan bagian dari perasaan aman.
                Anak perlu di dampingi dalam menonton TV. Hindari anak menonton film-film yang menakutkan dan penuh aksien. Berikan pengertian tentang apa yang ditonton, arahkan secara positif. Bacaan yang sampai ke tangan anak sedapat mungkin setelah mendapat sensor orangtua. Cerita-cerita menyeramkan jangan sampai terbaca atau terdengar oleh telinga anak. Apalagi cerita itu hanya sekadar agar anak patuh pada orangtua. Demikian juga dengan gambar-gambar yang dapat membangkitkan rasa takut anak. Bergaul dengan sebaya dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggungjawab. (Agustus 1996)

No comments:

Post a Comment