KETAKUTAN BERLEBIHAN
PADA ANAK
Anak
– anak pada usia 4 – 6 tahun sering dihinggapi rasa takut. Ketakutan anak-anak
pada usia ini disebabkan dua faktor yaitu faktor dari dalam ( internal ) diri
anak dan faktor luar (eksternal).
Faktor
dari dalam ada yang bersifat naluriah dan berupa imajinasi si anak. Secara
naluriah si anak menginginkan rasa aman, nyaman dan tentram berada pada
lingkungannya. Jika perasaan ini tidak diperoleh akan menimbulkan rasa takut
pada anak. Imajinasi anak pada usia ini juga mulai berkembang. Anak sering
berfantasi tentang hal-hal yang menyeramkan. Sedang anak sendiri belum dapat
membedakan antara fantasi dan fakta. Sebagai contoh anak takut pada kolong
tempat tidur yang gelap, ini sebagai akibat pengembangan fantasi pada realita.
Faktor
dari luar, justru banak berasal dari orangtua. Tidak disadari orangtua sering
mencekoki mental anak dengan rasa takut. Akibatnya anak menjadi penakut yang
berlebihan. Dngan alasan kasih sayang sering orangtua melindungi anak yang
berlebihan (over protective). Tindakan ini justru membuat anak tidak bebas dalam
mengembangkan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan. Agar anak tidak
bermain sesukanya, orangtua sering mengancam dengan kalimat :”Awas jangan
kesana, di sana ada hantu”. Atau :” Eh, jangan keluar ada orang jahat mencari
kepala anak kecil”. Ancaman-ancaman seperti ini secara lahiriah memang ampuh,
tetapi secara mental sudah merusak.
Pada
umumnya anak susah disuruh tidur, apalagi tidur sendiri. Tidak jarang anak
setelah di tempat tidur bikin ulah yang menjengkelkan orangtua. Untuk memaksa
anak cepat tidur, orangtua sering meninabobokan dengan cerita-cerita yang
menyeramkan. Akhirnya anak tertidur dengan membawa rasa takutnya. Tidak
mustahil anak akan larut dengan cerita, dan muncul menjadi mimpi dalam
tidurnya. Akibatnya anak akan mekin takut tidur, apalagi sendiri di malam hari.
Hal ini akan sangat merepotkan orangtua da saudara-saudaranya.
Media
masa baik elektronik (televisi) maupun media cetak (buku/majalah) di samping
berdampak positif juga dapat mendukung berkembangnya rasa takut pada anak. Film
televisi yang berjenis horor dengan menampilkan monster-monster yang
menyeramkan akan berpengaruh pada rasa takut anak. Gambar-gambar pada buku atau
majalah yang seram-seram juga salah satu penyebab ketakutan pada anak. Karena
seperti sudah disebutkan di atas anak susah membedakan yang khayal dan nyata.
Beberapa
jenis keakutan akibat hal-hal lain di antaranya : (1). Takut pada setan/hantu
(momok). Para orangtua menggunakan ungkapan, “awas ada setan/hantu” untuk
menakut-nakuti anak agar anak jadi penurut. Bukanlah tindakan orangtua yang
bijaksana, karena akan menyebabkan anak bukan menjadi penurut, melainkan
menjadi penakut. Bukan itu saja, dengan menggunakan tokoh-tokoh tertentu
seperti polisi, penjahat dan lain-lain, untuk menakut-nakuti anak juga menyebabkan
anak menjadi penakut. (2). Takut terhadap binatang. Rasa takut semacam ini
sering diperoleh anak dari orangtianya. Sebab anak yang masih kecil, refrensi
mereka adalah orangtuanya. Orangtua yang takut pada binatang tertentu, bisa
jadi menlarkan rasa takutnya kepada si anak melalui gerakan tertentu tanda
takut bila melihat binatang yang menakutkan dirinya. (3). Takut terhadap orang
asing. Ini merupakan rasa takut produk dari anak yang di kurung di rumah, dan
jarang pergi ke tempat-tempat ramai seperti pusat pembelanjaan, pasar dan
tempat-tempat lain yang banyak orang berkumpul. Anak seperti ini akan merasa
ketakutan jika bertemu dengan orang yang baru pertama dilihatnya. (4). Takut
kehilangan miliknya. Orangtua sering memberikan hukuman yang terlalu berat pada
anak yang menghilangkan sesuatu benda. Anak akan menjadi terlalu teliti
terhadap miliknya. Bahkan sering meraba saku atau memeriksa tasnya di tiap
kesempatan. Kebiasaan seperti ini dapat berlanjut sampai mereka dewasa.
Cara Mengatasi.
Untuk
mengatasi ketakutan yang berlebihan pada anak, orangtua memiliki peranan yang
sangat besar, karena anak tumbuh dan berkembang baik fisik maupun mental pada
lingkungan orangtuanya. Orangtua hendaknya membantu anak mengatasi ketakutan
terhadap monster-monster dan hal-hal lain yang menakutkan. Bahkan, bersikeras
meyakinkan pada anak bahwa sesungguhnya monster atau yang lainnya itu tidak ada
dalam hidup kita.
Kegiatan
rutin merupakan sesuatu hal-hal yang paling penting di dalam kehidupan
anak-anak. Rutinitas merupakan bagian dari perasaan aman.
Anak
perlu di dampingi dalam menonton TV. Hindari anak menonton film-film yang
menakutkan dan penuh aksien. Berikan pengertian tentang apa yang ditonton,
arahkan secara positif. Bacaan yang sampai ke tangan anak sedapat mungkin setelah
mendapat sensor orangtua. Cerita-cerita menyeramkan jangan sampai terbaca atau
terdengar oleh telinga anak. Apalagi cerita itu hanya sekadar agar anak patuh
pada orangtua. Demikian juga dengan gambar-gambar yang dapat membangkitkan rasa
takut anak. Bergaul dengan sebaya dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
tanggungjawab. (Agustus 1996)
No comments:
Post a Comment